MENIKMATI KETERBATASAN

Lokasi syuting: dapur kantor
Waktu syuting: 6 Mei, menuju Ashar

Mas, gelas ini bersih, kan?” seorang rekan kerja menghampiri Uda yang sedang menyeduh kopi. Ia menyodorkan cangkir gelas di genggamannya kearah Uda. Dari ekspresinya, sepertinya ia ingin Uda mengamat-amati gelas itu. Membantunya menyimpulkan bahwa cangkir kaca itu aman untuk menampung minuman yang akan dikonsumsinya. Sambil menuangkan air ke cangkir, Uda berseloroh, “Insya Allah, kadang terlalu curiga itu gak baik lho..” Rekan uda tersenyum dan mengangguk dalam hati. Mudah-mudahan ia paham apa yang ingin Uda sampaikan dalam selorohan Uda itu….

Terbatas..

Obrolan dengan rekan Uda ini, membuat Uda mencoba mengingat-ingat. Uda tersenyum memikirkan bagaimana seandainya jika perangkat-perangkat yang kita miliki ini tidak terbatas fungsinya. Mata rekan Uda tadi misalnya. Andaikan ia seperti mikroskop. Bisa saja ia tidak akan meneruskan niatannya untuk menggunakan cangkir kaca itu. Karena disana mungkin bersemayam benda-benda kecil yang menjijikkan, semisal kotoran kuman, jejak becek langkah kaki bakteri, ingus virus, dan pemandangan-pemandangan menakjubkan lainnya. Jadi nikmatilah keterbatasan pandang mata sobat semua. Bersyukur dalam keterbatasan itu.

Uda coba lanjutkan sedikit lagi. Saat rekan Uda ini, dengan keterbatasan fungsi matanya tadi akhirnya menggunakan cangkir kaca tersebut. Maka bayangkan jika telinga rekan Uda tadi tidak dikaruniai keterbatasan. Saat akan menenggak segelas air putih itu. Teriakan-teriakan bakteri, kuman, dipastikan menghilangkan selera minumnya.

Sekarang uda coba memisalkan ke indera perasa rekan Uda tapi. Andai katapun rekan Uda tadi akhirnya berhasil meminum air putih tersebut. Maka dengan ketidakterbatasan indera perasanya. Ia akan merasakan sensasi, bagaimana sel-sel peristaltiknya bekerja bagai pompa. Belum lagi, saat air itu menyentuh organ-organ halus ditubuhnya. Belum lagi kita beranjak ke peredaran darahnya. Proses pemompaan darah di jantungnya.

Maka janganlah sobat berpikir bahwa keterbatasan itu ketidaksempurnaan ciptaan Allah. Sebaliknya itu adalah perencanaan maha sempurna. Sambil minum kopi, terucap dari lisan Uda: “Subhanallah… “

~ “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” ~

[Q.S. Ali-Imron:191]

4 thoughts on “MENIKMATI KETERBATASAN

  1. bundamahes

    tapi ada lho Da orang yang benar-benar super higienis yang bahkan melebihi rekan Uda di atas, bahkan sampe ada yang termasuk kategori sindrom/paranoid yang harus disembuhkan melaluii terapi psikis/obat-obatan, kasian sebenernya mereka, untungnya saya tidak termasuk golongan di atas

    Reply
  2. Tary Sonora

    wahh. untunglah aku nggak memiliki syndrome seperti itu, aku ini sebenarnya geli juga kl lihat hal2 yg gak sedap utk dipandang, tapi aku juga termasuk org yg jorok, heheh gimana ya?

    Reply

Leave a comment